Kuasai Pasar Gas Asia Tengah dalam 3 Hari

Jakarta, 29 Juni 2025 — Dunia korporasi digemparkan dengan pengungkapan hubungan strategis antara Arishaf Coorporation TBK dan Renita Coorporation Inc, dua perusahaan yang kini menjadi sorotan dalam lingkaran bisnis Asia. Dalam pernyataan resminya, CEO Arishaf Coorporation TBK, Zulkipani Thamrin, menyampaikan bahwa Renita bukan entitas yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari konglomerasi dua perusahaan besar yang disokong oleh tokoh kunci finansial asal Indonesia yang dikenal dengan sebutan Putra Makassar.

Zulkipani menyebut kerja sama ini bukan hanya berbasis nilai saham atau kepemilikan, tetapi lebih pada arah ideologis bisnis yang terintegrasi—berlandaskan visi kemandirian ekonomi regional dan kontrol atas sumber daya strategis di kawasan Asia dan Timur Tengah.

“Kehadiran Renita Coorporation Inc merupakan manifestasi dari strategi besar kami. Ia bukan anak perusahaan, bukan pula sekadar mitra, tapi bagian dari arsitektur bisnis kami yang dibentuk untuk menghadirkan dominasi ekonomi secara elegan. Sosok Putra Makassar yang selama ini berada di balik layar, adalah mastermind yang telah menyatukan kekuatan finansial dan pengaruh lintas sektor,” jelas Zulkipani Thamrin.

Yang mengejutkan, hanya dalam tiga hari setelah peluncuran globalnya, Renita Coorporation Inc langsung menembus pasar perdagangan gas di Asia Tengah, wilayah yang selama ini dikenal sebagai medan kompetisi raksasa energi dunia seperti Rusia, Tiongkok, dan Turki. Pencapaian ini tidak hanya mengukuhkan kapasitas manajerial dan diplomasi korporat Renita, tetapi juga menjadi alarm bagi pemain-pemain lama di industri energi.

“Kami memasuki pasar yang selama ini dikunci oleh kekuatan geopolitik, dan dalam hitungan hari, kami berhasil mendapatkan akses perdagangan gas di Asia Tengah. Ini bukan sekadar pencapaian bisnis, ini adalah bukti bahwa kekuatan baru dari Asia Tenggara bisa menembus blok energi global,” ujar CEO Renita Coorporation Inc.

Funder misterius, Putra Makassar, yang dikenal enggan tampil di publik, disebut-sebut sebagai pemegang jaringan koneksi internasional yang telah lama menyiapkan panggung ekspansi ini. Dengan pendekatan diplomasi bisnis senyap, ia memainkan peran penting dalam membuka gerbang pasar, baik di kawasan Asia Tengah, Asia Barat, hingga Afrika Timur.

Pakar ekonomi energi internasional menilai langkah ini sebagai “silent takeover” atau pengambilalihan senyap terhadap ruang-ruang strategis di industri gas, dan memperkirakan bahwa dalam lima tahun ke depan, aliansi Arishaf–Renita bisa menjadi salah satu poros kekuatan ekonomi energi baru di kawasan Eurasia.


Menuju Pusat Kekuatan Ekonomi Baru Asia

Kolaborasi Arishaf dan Renita dipandang bukan sekadar upaya bisnis, tetapi sebagai fondasi kekuatan ekonomi regional yang digerakkan dari Selatan. Di saat banyak perusahaan multinasional menghadapi stagnasi dan resistensi geopolitik, Arishaf dan Renita justru hadir sebagai alternatif power player dari Asia Tenggara.

Dengan jejak rekam yang bersih, kekuatan modal yang mapan, serta kecerdasan membaca celah pasar global, kedua perusahaan ini diproyeksikan akan memimpin sejumlah proyek strategis di sektor energi, logistik, dan infrastruktur lintas negara dalam dekade mendatang.

Redaksi 

Polres Arfak Trending di Google !! Di Bawah Kepemimpinan Kompol Bernadus Okoka, Kegiatan Edukatif Tuai Apresiasi Publik dan Akademisi UI


Jakarta – Polres Pegunungan Arfak (Pegaf) mencuri perhatian publik dan media nasional. Bukan karena kasus kriminal besar, melainkan karena rangkaian kegiatan edukatif, sosial, dan humanis yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Di bawah komando Kompol Bernadus Okoka, kepolisian tampil sebagai institusi yang ramah, hadir, dan menjadi bagian dari solusi nyata di tengah masyarakat.

Fenomena ini mencuat hingga ke jagat digital. Berdasarkan data Google Search Console, artikel-artikel yang memuat kegiatan Polres Pegaf mencatat puluhan ribu pembaca per artikel. Ini menjadi indikator bahwa kerja positif aparat di daerah terpencil sekalipun mampu menjadi magnet perhatian nasional, bahkan mengisi posisi trending dalam pencarian Google Indonesia.

Pemimpin yang Dekat dan Bekerja dengan Hati

Di bawah kepemimpinan Kompol Okoka, Polres Pegaf tidak hanya fokus pada aspek keamanan, tetapi juga aktif dalam penyuluhan pendidikan, pembinaan pemuda, pelayanan kesehatan, dan kegiatan sosial lintas komunitas. Yang membedakan adalah keterlibatan langsung sang Kapolres dalam hampir semua kegiatan tersebut.

“Kami tidak ingin masyarakat hanya melihat polisi sebagai penegak hukum. Polisi juga bisa menjadi sahabat, penggerak semangat belajar, dan mitra dalam membangun kampung,” ujar Kompol Bernadus Okoka dalam sebuah kegiatan literasi bersama pelajar di Distrik Catubouw.

Pakar UI: Sudah Saatnya Sosok Seperti Ini Diapresiasi Pimpinan Tertinggi Polri

Kinerja luar biasa Polres Pegaf tidak hanya menuai simpati warga, tetapi juga mendapatkan perhatian dari akademisi. Dr. Devie Rahmawati, pakar komunikasi publik dari Universitas Indonesia, menyebut bahwa kepemimpinan Kompol Okoka adalah contoh nyata dari model komunikasi publik transformatif yang sangat langka di institusi kepolisian.

“Ketika sosok Kapolres mampu menciptakan perubahan positif dan menginspirasi ribuan orang, baik secara langsung maupun melalui media digital, maka sudah sepatutnya kinerja seperti ini mendapat apresiasi dari pimpinan tertinggi Polri,” tegas Dr. Devie.

Ia juga menyampaikan bahwa Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo diharapkan memberikan penghargaan resmi kepada anggota-anggota Polri yang tidak hanya menjalankan tugas rutin, tapi juga mampu membangun kepercayaan dan kedekatan sosial dengan masyarakat.

“Sosok seperti Kompol Bernadus Okoka adalah wajah baru Polri yang sangat dirindukan masyarakat. Kita butuh lebih banyak figur polisi seperti beliau. Memberi apresiasi bukan hanya soal penghargaan personal, tetapi juga sinyal bahwa Polri mendorong pola kepemimpinan yang humanis dan berdampak,” tambahnya.

Simbol Harapan dan Perubahan

Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi institusi Polri, apa yang dilakukan Polres Pegaf menjadi angin segar. Narasi positif yang disebarkan secara konsisten  baik melalui aksi nyata maupun publikasi media menciptakan citra baru kepolisian sebagai pengayom yang rendah hati, dekat dengan warga, dan proaktif dalam pembangunan sosial.

Jika figur seperti Kompol Okoka terus didukung dan dijadikan teladan, maka reformasi di tubuh Polri bukan hanya menjadi wacana, melainkan kenyataan. Red

“Pemimpin dari Pegunungan, Kompol Bernadus Okoka Rencana diundang Tampil sebagai Tokoh Inspiratif di Acara Nasional

 

Jakarta – Sosok Kompol Bernadus Okoka, Kapolres Pegunungan Arfak (Pegaf), kini semakin dikenal luas tak hanya di wilayah Papua Barat, tetapi juga di kancah nasional. Kepemimpinan yang penuh dedikasi, pendekatan humanis, dan rangkaian kegiatan edukatif yang dijalankan bersama masyarakat membuat namanya menjadi simbol baru wajah Polri yang diharapkan publik.

Fenomena viralnya pemberitaan Polres Pegaf, yang menurut data Google Search Console menarik puluhan ribu pembaca per artikel, menjadi bukti bahwa publik merespons dengan antusias figur-figur yang bekerja dengan hati dan membangun perubahan dari akar rumput. Respons positif ini mendorong berbagai pihak, termasuk media nasional dan produser program hiburan terkemuka, untuk menghadirkan Kompol Okoka dalam forum publik berskala lebih luas.

Salah satunya adalah manajemen Republika News yang bekerja sama dengan tim produksi program Brownis (Obrowlan Manis) Trans TV. Mereka secara resmi menyampaikan rencana untuk mengundang Kompol Bernadus Okoka dalam sebuah acara eksekutif khusus, yang mengangkat tema “Pemimpin Inspiratif dari Daerah untuk Indonesia.” Acara ini akan menghadirkan para tokoh nasional, pembuat kebijakan, pelaku media, dan akademisi yang peduli terhadap reformasi institusi dan pembangunan sosial berbasis pendekatan kemanusiaan.

“Kami sangat tertarik mengangkat kisah Kompol Bernadus Okoka karena beliau adalah contoh nyata bahwa pemimpin inspiratif bisa datang dari mana saja, bahkan dari daerah tertinggi di Papua. Publik perlu melihat sisi Polri yang bersahabat, membangun, dan penuh empati,” ujar Ayu Umbara, Produser Eksekutif Brownis Trans TV, saat dikonfirmasi.

Dari Pegunungan Arfak ke Layar Nasional

Kompol Okoka selama ini dikenal aktif menyapa warga, terlibat langsung dalam kegiatan sosial, dan mendampingi masyarakat melalui berbagai program kreatif seperti penyuluhan pendidikan, pembinaan generasi muda, bantuan sembako, dan penguatan nilai-nilai toleransi. Dalam banyak dokumentasi, ia tampak akrab dengan masyarakat adat, berbincang tanpa jarak, dan turun langsung ke kampung-kampung terpencil di wilayah Pegunungan Arfak.

Program Brownis sendiri dikenal sebagai salah satu talkshow hiburan paling populer di Indonesia, yang secara rutin menghadirkan sosok-sosok publik figur, selebritas, hingga tokoh inspiratif dari berbagai latar belakang. Kolaborasi dengan Republika News, yang dikenal fokus pada isu-isu sosial dan keberagaman, akan memberi dimensi yang lebih dalam terhadap narasi perjalanan Kompol Okoka.

“Kami ingin memperlihatkan bahwa di balik seragam dan tugas berat, ada sosok pemimpin yang memanusiakan manusia. Sosok seperti Kompol Okoka bukan hanya inspirasi untuk institusi Polri, tapi juga untuk generasi muda bangsa,” tambah Ayu Umbara.

Diharapkan Dihadiri Kapolri dan Tokoh Nasional

Menurut informasi awal yang diterima redaksi, acara tersebut juga akan mengundang Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo serta beberapa menteri dan tokoh nasional untuk hadir dan memberi penghargaan atau apresiasi langsung kepada figur-figur daerah yang telah memberikan kontribusi luar biasa.

Sejumlah pakar dan pengamat juga berharap Kapolri memberi perhatian khusus kepada Kompol Okoka dan jajarannya yang mampu membangun kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian melalui kerja nyata dan pendekatan komunikasi publik yang efektif.

“Sudah saatnya kita menyoroti dan memberi panggung kepada aparat negara yang benar-benar bekerja untuk rakyat. Sosok seperti Kompol Okoka bukan hanya perlu didukung, tapi juga diberi ruang untuk menyebarkan pengaruh positifnya lebih luas,” ujar Dr. Devie Rahmawati, pakar komunikasi publik dari Universitas Indonesia.


Penutup: Dari Tanah Papua, Harapan Baru untuk Indonesia

Dari tanah Pegunungan Arfak yang sunyi, suara perubahan mulai menggema. Sosok Kompol Bernadus Okoka menjadi simbol bahwa transformasi di tubuh Polri bukan hanya mungkin — tapi sedang dan telah terjadi. Dengan dukungan media dan masyarakat, kisah ini diharapkan bisa menjadi gerakan inspirasi nasional, bahwa dari wilayah terjauh sekalipun, harapan baru bisa lahir dan menyala. Red

Direktur PT BMC Ditangkap Terkait Kayu Ilegal Papua, DPN FAMI Kantongi Daftar Perusahaan Pelanggar Hukum


Jakarta — Upaya penegakan hukum terhadap kejahatan kehutanan kembali mendapat perhatian luas setelah Tim GAKKUMHUT Sulawesi Selatan Wilayah Makassar I menangkap F.W. (61), Direktur sekaligus pemilik PT Bangkit Cipta Mandiri (BMC), pada Selasa, 2 Juli 2025. F.W. diduga mengangkut dan mendistribusikan kayu ilegal asal Sorong, Papua Barat Daya, tanpa dokumen resmi dan melanggar aturan kehutanan nasional.

Kayu-kayu tersebut diketahui berasal dari hutan adat yang ditebang tanpa izin resmi, lalu diangkut untuk keperluan komersial perusahaan. Praktik semacam ini menjadi salah satu penyebab utama deforestasi dan konflik agraria di wilayah Papua. Seorang tokoh adat Sorong menyebut, praktik semacam itu sebagai bentuk penjarahan terselubung atas nama pembangunan.

“Hutan Papua ini sudah habis digondol maling-maling berkedok pengusaha. Mereka membabat habis hutan masyarakat hanya demi keuntungan pribadi dan golongan,” tegasnya.

Masyarakat adat mendesak agar proses hukum terhadap F.W. tidak berhenti pada penangkapan, tetapi dilanjutkan dengan penindakan maksimal dan transparansi penyidikan. Mereka juga mendorong agar aparat membuka kemungkinan adanya keterlibatan pihak lain dalam rantai distribusi kayu ilegal ini.

DPN FAMI: Kami Miliki Daftar Perusahaan Pelaku Illegal Logging

Menanggapi kasus ini, Dewan Pimpinan Nasional Federasi Advokat Muda Indonesia (DPN FAMI) menyatakan dukungan penuh terhadap penegakan hukum, dan meminta agar aparat tidak berhenti pada satu kasus.

Sekretaris Jenderal DPN FAMI, Adv. Binsar Luhut Pangaribuan, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengantongi daftar sejumlah perusahaan yang diduga melakukan kegiatan usaha kehutanan secara ilegal di Papua Barat Daya dan sekitarnya.

“Kami memiliki data awal beberapa perusahaan yang terindikasi kuat menerima kayu pacakan dari masyarakat tanpa izin, mengedarkan hasil hutan tanpa dokumen sah, hingga melakukan penebangan liar dan perusakan kawasan hutan,” ungkap Binsar.

Menurutnya, perusahaan-perusahaan tersebut kerap memanfaatkan celah hukum, lemahnya pengawasan di daerah, serta melakukan praktik-praktik ilegal di bawah perlindungan pihak-pihak tertentu. DPN FAMI berkomitmen akan melaporkan dan mendampingi proses hukum terhadap perusahaan yang terbukti melanggar.

Binsar juga menegaskan bahwa DPN FAMI telah membentuk Tim Investigasi Kehutanan Nasional yang bertugas menelusuri pola-pola kejahatan kehutanan dan menyusun laporan resmi kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bareskrim Polri, serta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika ada indikasi keterlibatan aparat.

Peringatan Serius untuk Pengusaha Nakal

Lebih lanjut, DPN FAMI mengingatkan seluruh pengusaha kayu di wilayah Papua, Papua Barat Daya, hingga Maluku untuk melakukan bisnis secara legal dan transparan, serta mematuhi Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan peraturan turunannya.

“Apabila ditemukan pelanggaran hukum, kami tidak akan ragu membawa kasus tersebut ke ranah hukum dan menuntut pertanggungjawaban secara pidana maupun perdata,” ujar Binsar.

Kasus F.W. disebut sebagai momentum untuk mengakhiri impunitas dalam kejahatan kehutanan, serta mendorong negara hadir melindungi hutan dan masyarakat adat.

Hingga berita ini diturunkan, GAKKUMHUT dan Polda Sulsel belum memberikan keterangan resmi terkait perkembangan proses hukum F.W. Publik kini menunggu langkah konkret dari aparat penegak hukum untuk membongkar jejaring kejahatan kehutanan yang selama ini menggerogoti hutan Indonesia dari dalam.

Redaksi 
Humas DPN FAMI